Pages - Menu

Minggu, 04 September 2016

Pembodohan Intelektual Dunia Barat

BAGIAN PERTAMA

Kedasyatan Matematika Metode Vedic atau Magic
Membuktikan bahwa ternyata Isaac Newton bukan Bapak Kalkulus sebenarnya
Disampaikan kembali berdasarkan catatan Partha Sarathi Mishra

Masyarakat dunia saat ini banyak mengetahui bahwa Bapak Kalkulus adalah Isaac Newton. Padahal yang sesungguhnya, Kalkulus telah dipahami dan dipraktekkan di seluruh kota di India yaitu Malabar. Di sana telah terlebih dahulu memiliki sebuah Sekolah Astronomi dan Matematika, bahkan sebelum Kristus lahir. Kalkulus pada masa itu telah digunakan untuk mengekspresikan hukum-hukum fisika Vedic dalam istilah matematika, dan untuk menghitung tingkat perubahan di Astronomi dan Astrologi.  Malabar adalah sebuah tempat di mana Vasco da Gama mendarat di 1498. St Thomas (murid Yesus) telah meninggal di Malabar.

Sebagai bukti yang mengagumkan bahwa Piramida Besar di Mesir dirancang oleh arsitek mahir dalam Astronomi dan Vaastu dari Calicut. Kemudian arstitektur terowongan Firaun dibuat berdasarkan posisi bintang-bintang secara astronomi yaitu 90 derajat antara Alnilam dari Orion belt dan Bintang Utara.
Sebuah bukti lagi dasyatnya Matematika metode Vedic atau Magic adalah orang pertama yang menghitung perputaran bumi pada matahari. Siapakah dia ? Ya beliau adalah Aryabhatta yang lahir di Kerala di 2700 SM, adalah salah satu anggota awal dari Sekolah Astronomi dan Matematika. Beliau menghitung Pi dari 3,1416 dan tahun solar dari 365,358 hari. Beliau mengemukakan bahwa alam semesta heliosentris 4200 tahun sebelum Copernicus, dengan eliptik mengorbit planet dan berputar bola bumi pada porosnya menjelaskan gerakan langit. Dia adalah ayah dari pesawat / bulat Trigonometri dan Aljabar, ketika Eropa di abad kegelapan. Hari ini Anda tidak melihat nama pelopor ini dalam daftar top 100 matematika.

Aryabhatta adalah orang pertama untuk menghitung keliling bumi, dengan kesalahan hanya 64 mil. Aryabhatta memberikan metode untuk menemukan akar pangkat mulai dari tiga digit angka dengan menggunakan aritmatika, geometri dan persamaan tak tentu dalam aljabar. Beliau juta yang meletakkan dasar-dasar geometri mulai dari bangun ruang persegi, kubus, segitiga, trapesium, lingkaran dan bola. Orang Arab memanggilnya Arjehir. 

Kalkulus pun dikembangkan di sekolah ini. Hal ini terlihat dari silsilah para Matematikawan Kalkulus sebagai berikut :



Bahkan buku Parameshwara adalah buku khusus tentang Kalkulus, termasuk Drigganita yang dikembangkan oleh orang-orang Arab.  Beberapa orang Eropa seperti Fillippo Sasetti yang datang ke Sekolah Kerala untuk belajar bahasa Sansekerta pada akhir abad ke-15. 

Sansekerta adalah bahasa peradaban Vedic yang berkembang di tepi sungai Saraswati dari 9000 SM sampai 4000 SM, ketika sungai tiba-tiba airnya berkurang atau susut karena pergeseran tektonik menghalangi mulut glasial. Matematika lahir di India sebelum 4000 SM. Rig Vedic ditulis dalam 5000 SM.

Sebelum tahun 1580 Matteo Ricci meminjam teks Kalkulus Malayalam dari raja-raja Calicut pada tahun 1580 dan tidak pernah mengembalikannya. Bahkan Whish dan Hyne mencuri teks Calculus dari Trichur Temple Perpustakaan beberapa tahun kemudian.

Mereka membawa pencurian buku-buku Kalkulus tersebut ke Eropa. Mereka itu seperti Gottfried Wilhelm Von Leibniz, Isaac Newton dan Robert Hooke yang bersaing dengan satu sama lain untuk menerjemahkan dan mengklaim bahwa mereka menemukan. 

Newton berbicara bahwa dia duduk di sebuah patung raksasa pada saat ia menciptakan Kalkulus. Dia menyalin kembali hukum-hukum gravitasi dari kitab "Surya Sidhanta" dan direproduksi dalam teks yang lain dengan Bhaskara. 1200 tahun sebelum Newton jelas menjelaskan gravitasi timbul karena ia tertimpa sebuah apel. Namun gravitasi Vedic adalah dorongan (setelah mengamati gerhana matahari) dan daya tarik. 

Newton juga menyalin hukum teorama “Pythagoras " dari buku Sansekerta matematika dengan tulisan Baudhayana Sulba Sutra, yang diterbitkan ribuan tahun sebelumnya. Atau mungkin dia menyalin pula hukum teorama "Copernicus " yang dicuri dari Aryabhatta.

John Wallis, adalah seorang penjaga arsip Oxford Univeristy yang pertama kali membacara buku-buku tersebut dan melakukan penerjemahan kitab-kitab Matematika dari India tersebut.
John Wallis mematenkan Vedic infinity Matematika dan infinitesimal (yaitu Dewa Wisnu berbaring di 8 posisi horisontal) atas namanya sendiri. Sisanya ia tidak patenkan karena ia tidak bisa mengerti. Apapun yang bisa ia pahami, maka dimasukkannya ke dalam Arithmatica infinitorum dan risalah Aljabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar